Masa Kini
Bisa
jadi karena globalisasi, reformasi, maka gaya kepemimpinan yang amat dirindukan
itu hanya menjadi referensi politik yang tak mungkin terulang kembali.
Globalisasi menjadikan segalanya bagai barang kodian. Sebagaimana komoditas
industri yang lain semisal fashion, musik, makanan, properti, kepemimpinan pun
dikemas dalam kursus-kursus kepribadian, workshop-workshop partai politik,
dll. Keunikan menjadi barang langka dalam era globalisasi.
Idola
masyarakat pun bergeser dari para pemimpin / pejabat publik ke pemimpin / tokoh
industri / globalisasi, termasuk di antaranya para selebriti yang telah
disebutkan di muka. Masalahnya ialah, manusia tetaplah manusia : sebuah
entitas yang pada awalnya mungkin dapat menerima pengkotak-kotakan (baca :
industrialisasi), namun naluri kemanusiaannya pada akhirnya akan merindukan
figur panutan/idola yang manusiawi. Selebriti toh penampilan primanya
hanya saat di panggung, sewaktu kembali ke jati dirinya tentu berbeda dengan
performanya di panggung. Sedang pejabat publik ? Mereka setiap saat harus
bersama dengan rakyatnya, sehingga jika ada perbedaan antara penampilan di
depan umum dengan kesehariannya, pasti akan ditinggalkan oleh rakyat banyak.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment here ..