Ketika jenazah Soeharto dimakamkan dengan upacara kebesaran militer, saya terhenyak. Ketika Benny Moerdani dimakamkan di taman makam pahlawan (selanjutnya TMP), saya kaget. Ketika empat orang tentara yang bertugas di Aceh mati ditembak temannya sendiri kemudian juga dikebumikan di TMP, merinding bulu kuduk ini.
Apakah setiap tentara itu berjasa kepada negara? Apakah setiap mantan pejabat itu putra terbaik bangsa?
Bagaimana dengan tentara yang menginjak-injak orang dengan sepatu larsnya? Bagaimana dengan pejabat / mantan pejabat yang korup? Bagaimana dengan guru yang korup? Masih pantaskah disebut "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" ?
Bukan berarti saya tidak percaya bahwa mereka adalah putra terbaik bangsa, bukan berarti saya tidak percaya bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, seharusnya ada mekanisme pertanggungjawaban pejabat sebelum mengakhiri masa baktinya.
Seharusnya ada mekanisme amar ma'ruf nahi munkar yang adil di sini, namun karena kita sudah terkungkung budaya inferior, penghormatan berlebihan kepada para tokoh, maka jadilah kita sebagai bangsa penjilat.
Anda mau begitu?
SAYA TIDAK !
Apakah setiap tentara itu berjasa kepada negara? Apakah setiap mantan pejabat itu putra terbaik bangsa?
Bagaimana dengan tentara yang menginjak-injak orang dengan sepatu larsnya? Bagaimana dengan pejabat / mantan pejabat yang korup? Bagaimana dengan guru yang korup? Masih pantaskah disebut "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" ?
Bukan berarti saya tidak percaya bahwa mereka adalah putra terbaik bangsa, bukan berarti saya tidak percaya bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Namun, seharusnya ada mekanisme pertanggungjawaban pejabat sebelum mengakhiri masa baktinya.
Seharusnya ada mekanisme amar ma'ruf nahi munkar yang adil di sini, namun karena kita sudah terkungkung budaya inferior, penghormatan berlebihan kepada para tokoh, maka jadilah kita sebagai bangsa penjilat.
Anda mau begitu?
SAYA TIDAK !

"bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya",... begitu kata Bung Karno
BalasHapus