
Menimbang
tujuan perubahan kurikulum terbaru, 2013, yaitu agar siswa tidak terbebani
banyaknya mata pelajaran yang mereka serap, maka dari segi kalangan guru juga
harusnya diadakan reformasi besar-besaran.
Reformasi
yang dimaksud ialah agar para guru yang mendidik anak-anak kita berasal dari
kalangan praktisi/professional. Misalnya saja : untuk mata pelajaran
ekonomi/berhitung, kita memerlukan para pelaku usaha untuk mengajari
perihal hitung-menghitung; untuk
pelajaran berbahasa (baca / tulis) kita memerlukan para seniman/budayawan;
sedang untuk olah tubuh, kita membutuhkan jasa para instruktur senam/aerobik.
Pemikiran
ini berawal dari keprihatinan akan masih stagnannya kualitas pada khususnya dan
kualitas pendidikan nasional pada umumnya. Acap kita dengar, guru visioner/berkarakter,
biasanya mengajar dengan hati, mencintai dan dicintai murid-muridnya. Biasanya
guru seperti ini dikenal sebagai guru inti, namun presentasenya masih amat rendah di
negeri kita. Sebagian besar guru kita adalah guru yang mengajar seadanya,
sekadar untuk mengejar target kurikulum.
Mungkin inilah sebabnya, nasehat guru tidak
dipatuhi, yang pada gilirannya mengakibatkan tawuran pelajar. Guru mereka
bukanlah orang berpengalaman dalam bidang yang diajarkannya. Guru selama ini
hanyalah tenaga bayaran yang dididik untuk mengajarkan
materi berhitung, berbahasa dll.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment here ..